Penyuluhan Kesantunan Linguistik pada Siswa SMPN 1 Tualang
Abstract
ABSTRAK
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini bertujuan untuk menumbuhkan karakter positif pada siswa. Karakter positif itu salah satunya adalah kesantunan berbahasa. Permasalahan karakter ini bukanlah permasalahan yang sepele dan dapat diabaikan begitu saja. Saat ini dapat kita lihat bagaimana orang banyak yang cerdas secara intelektual tetapi tidak cerdas dalam bersikap dan berkomunikasi. Bangsa ini memerlukan anak muda yang cerdas secara kognitif, emosional dan spiritual agar nilai-nilai luhur dari bangsa ini tetap dapat dipertahankan dan bangsa Indonesia tetap dapat bersaing dengan negara-negara luar. Metode dalam Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian. Pertama, terdapat peningkatan pemahaman siswa SMPN 1 Tualang terhadap kesantunan linguistik. Kedua, dari empat kriteria kesantunan linguistik yang ada siswa lebih dominan menggunakan penanda ungkapan kesantunan. Hal tersebut disebabkan oleh siswa ketika melakukan tuturan imperative banyak yang menggunakan penanda kesantunan tolong dan mohon. Ketiga, orang tua dan guru adalah orang yang selalu berkomunikasi dengan siswa sehingga yang dapat memantau dan memberikan bimbingan secara terus menerus kepada siswa tersebut. Keempat, siswa yang diberikan pemahaman dan pendampingan dapat meningkatkan kesantunan berbahasanya.
Kata Kunci : kesantunan linguistik, penyuluhan, siswa
ABSTRACT
This Community Service activity aims to foster positive character in students. One of the positive characters is politeness in language. This character problem is not a trivial problem and can be ignored. Currently, we can see how many people are intellectually intelligent but not intelligent in their behavior and communication. This nation needs young people who are cognitively, emotionally and spiritually intelligent so that the noble values of this nation can be maintained and the Indonesian nation can continue to compete with foreign countries. The method for Community Service is preparation, implementation and completion. First, there is an increase in the understanding of students at SMPN 1 Tualang regarding linguistic politeness. Second, of the four existing linguistic politeness criteria, students predominantly use markers of politeness expressions. This is caused by many students when making imperative speeches who use the politeness markers please and beg. Third, parents and teachers are people who always communicate with students so that they can monitor and provide continuous guidance to these students. Fourth, students who are given understanding and assistance can improve their language politeness.
Keyword : linguistic politeness, counseling, students
Downloads
References
Brown, Penelope, and Stec Levinson. 1987. Politeness: Some Universal In Languange Usage. Camridge: Camridge University Press.
Kurniadi, Fajar, Hilda Hilaliyah, and Sangaji Niken Hapsari. 2017. “Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Kesantunan Berbahasa.” Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2(1): 1–7. http://103.114.35.30/index.php/Axiologiya/article/view/1023 (December 23, 2022).
Leech, Geoffrey N. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: UI Press.
Pratiwi, Candra. 2021. “Kesantunan Linguistik Dan Kesantunan Pragmatik Dalam Tuturan Imperatif Peserta Didik.” Social Pedagogy : Journal of Social Science Education 2(1).
Rahardi, R Kunjana. 1999. “Imperatif Dalam Bahasa Indonesia : Penanda-Penanda Kesantunan Linguistiknya.” Humaniora 11: 16–23.
Rahardi, R Kunjana, and Universitas Sanata Dharma. 2013. “Reinterpretasi Ketidaksantunan Pragmatik.” 25(1): 58–70.
Yule, George. 2006. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Published
How to Cite
Issue
Section
Copyright (c) 2024 Rika Ningsih, Mimi Yulianti, Fatmawati, Nur Fatikhah, Sylvia Pratama Devi

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Accepted 2024-04-19
Published 2024-04-30