Pembatasan Hak Atas Informasi Publik Di Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.25299/uirlrev.2022.vol6(2).8892Keywords:
public information, Restriction, derogable rightsAbstract
In principle any public information is open and accessible public information by each user , in addition to being excluded is the secret information in accordance with the act , propriety , and the public interest .Public information and the tight nature of being excluded limited. Restriction rights over the information in certain conditions can be justified , because the right to information not included in the right that cannot be reduced in the condition of anything ( non-derogable rights)
Downloads
Download data is not yet available.
References
Ani W. Soetjipto (2015). HAM dan Politik Internasional. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Dessy Eko Prayitno. (2012). Penafsiran Atas Pengecualian Dalam Hak Atas Informasi: Pemgalaman di Indonesia dan Negara Lain. Gajah Hidup.
Daniel Zuchron. (2015). Menggugat Manusia dalam Konstitusi (Kajian Filsafat atas UUD 1945 Pasca-Amandemen).Rayyana Komunikasindo
Ifdhal Kasim. (2009). Kebebasan Memperoleh Informasi dan Rahasia Negara.
Zainuddin Ali. (2018). Filsafat Hukum. Sinar Grafika
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, (1999).
Undang-Undang Dasar 1945, (1945).
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Kebebasan Informasi Publik, (2008).
Mihradi, R. M. (2011). Pembatasan Hak Atas Informasi Publik di Indonesia (p. 24). Ghalia Indonesia.
Saragih, A. (2012). Pengecualian Informasi di Badan Publik Negara. Komisi Informasi Pusat.
Saragih, A. (2015). UK Freedom Of information Act 2000, part II, sec. 21, Pengecualian dan Kerahasiaan pada UU KIP.
Siracusa Principle. (1954).
Soetjipto, A. W. (2015). HAM dan Politik Internasional. Yayasan Obor Indonesia.
Thalib, A. (2017). PERAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP GAGASAN AMANDEMEN UU RI TAHUN 1945. UIR LAW REVIEW, 1(01), 49. https://doi.org/10.25299/ulr.2017.1.01.559
Zuchron, D. (2017). Menggugat Manusia dalam Konstitusi (Kajian Filsafat atas UUD 1945 Pasca-Amandemen). Rayyana Komunikasindo.
Dessy Eko Prayitno. (2012). Penafsiran Atas Pengecualian Dalam Hak Atas Informasi: Pemgalaman di Indonesia dan Negara Lain. Gajah Hidup.
Daniel Zuchron. (2015). Menggugat Manusia dalam Konstitusi (Kajian Filsafat atas UUD 1945 Pasca-Amandemen).Rayyana Komunikasindo
Ifdhal Kasim. (2009). Kebebasan Memperoleh Informasi dan Rahasia Negara.
Zainuddin Ali. (2018). Filsafat Hukum. Sinar Grafika
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, (1999).
Undang-Undang Dasar 1945, (1945).
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Kebebasan Informasi Publik, (2008).
Mihradi, R. M. (2011). Pembatasan Hak Atas Informasi Publik di Indonesia (p. 24). Ghalia Indonesia.
Saragih, A. (2012). Pengecualian Informasi di Badan Publik Negara. Komisi Informasi Pusat.
Saragih, A. (2015). UK Freedom Of information Act 2000, part II, sec. 21, Pengecualian dan Kerahasiaan pada UU KIP.
Siracusa Principle. (1954).
Soetjipto, A. W. (2015). HAM dan Politik Internasional. Yayasan Obor Indonesia.
Thalib, A. (2017). PERAN DEWAN PERWAKILAN DAERAH TERHADAP GAGASAN AMANDEMEN UU RI TAHUN 1945. UIR LAW REVIEW, 1(01), 49. https://doi.org/10.25299/ulr.2017.1.01.559
Zuchron, D. (2017). Menggugat Manusia dalam Konstitusi (Kajian Filsafat atas UUD 1945 Pasca-Amandemen). Rayyana Komunikasindo.
Downloads
Published
2023-02-21
Issue
Section
Articles