Makna Simbolis dalam Upacara Adat Perkawinan di Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar
Keywords:
marriage, traditional ceremony, meaning, symbolAbstract
Humans are very closely related to culture, so that humans are called cultural beings. Culture itself consists of ideas, symbols, and values as a result of human actions. At this time, a complete ceremony with all its procedures is still used and preserved and becomes something sacred besides the marriage contract. However, it is rare for people to know the meaning and significance of the symbols of the series of wedding ceremonies. In fact, it is not uncommon to make the series of ceremonies a source of pride without knowing more about their meanings and without explaining their benefits. This study aims to determine the implementation (stages) and meaning contained in the symbols of traditional wedding ceremonies in Kampar Kiri Hulu District, Batu Sasak Village, Kampar Regency. The author conducted the research by conducting observations, interviews with traditional figures (ninik mamak), and literature studies. This research is descriptive-analytical with qualitative methods. The results of this study are that the traditional wedding ceremony in Batu Sasak Village consists of stages or processions of ulok-ulok, antagh tando, manunggu buek, manjolang sumondo, and manjolang mintuo. At these stages there are several symbols; these symbols are usually represented in the form of objects. The symbols contained in the traditional wedding ceremony include ceno, sirih, pinang, gambir, soda, and tobacco.
Downloads
References
A, Agustiono. (2011). Makna Simbol dalam Kebudayaan Manusia. In Jurnal Ilmu Budaya (Vol. 8, Issue 1, pp. 1–7).
Alber. (2017a). Tunjuk Ajar Melayu dalam Syair Tenas Effendy sebagai Basis Pendidikan Karakter. GERAM (Gerakan Aktif Menulis), 5(2), 36–43. http://journal.uir.ac.id/index.php/geram/article/view/665/657
Alber, A. (2017b). Morfofonemik dalam Pantun Tunjuk Ajar Melayu Karya Tenas Effendy. Konferensi Linguistik Tahunan Atma Jaya 15. https://lib.atmajaya.ac.id/default.aspx?
Alber, A., & Andriyani, N. (2019). Tradisi Timang Turun Mandi pada Masyarakat Kampar: Tinjuan Nilai Budaya dan Nilai Pendidikan Karakter. GERAM (Gerakan Aktif Menulis), 7(2), 17–29. https://doi.org/https://doi.org/10.25299/geram.2019.vol7(2).3770
Alber, A., & Rahayu, S. (2017). Kohesi Teks Syair dalam Tunjuk Ajar Melayu Karya Tenas Effendi. GERAM (Gerakan Aktif Menulis), 5(1), 58–65. https://doi.org/https://doi.org/10.25299/geram.2017.vol5(1).421
Andriyani, N., & Alber, A. (2019). Dongeng Masyarakat Kelurahan Telayap Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau dalam Kajian Sastra Ekologi. GERAM (Gerakan Aktif Menulis), 7(2), 50–63. https://doi.org/https://doi.org/10.25299/geram.2019.vol7(2).3790
Bratawidjaya, T. Wijayasa. (1988). Upacara Perkawinan Adat Jawa. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Effendi, R. (2018). Relasi Simbol Terhadap Makna dalam Konteks Pemahaman Terhadap Teks. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Endraswara, Suwardi. (2003). Mistik Gejawen: Sinkritisme, Simbolisme, dan Sufiseme dalam Budaya Spiritual Jawa. Yogyakarta: UGM Press.
Filiandani, S. (2019). Makna Simbolik Upacara Kayori Suku Pendau Di Desa Tovia Tambu Kecamatan Balaesang. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 4(1), 80–91.
Gunawan, A. (2019). Tradisi Upacara Perkawinan Adat Sunda (Tinjauan Sejarah dan Budaya di Kabupaten Kuningan). Jurnal Artefak, 6(2). https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/artefak
Herusatoso, Budiono. (2000). Simbolisme dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widiya.
Lada, A., Nuwa, G., & Kasim, A. M. (2024). Perkawinan Adat pada Masyarakat Desa Wolorega: Studi Kasus pada Remaja di Kecamatan Paga. Seminar Nasional Teknologi, Kearifan Lokal Dan Pendidikan Transformatif (SNTEKAD), 1(1), 122–132. https://doi.org/10.12928/sntekad.v1i1.15705
Moleong, J. L. (2016). Metode Peneliitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nelly, R., & Paramita, S. (2018). Makna Simbolik dalam Konteks Komunikasi Antar Budaya (Kajian Fenomenologi Terhadap Seni Bela Diri Taekwondo). Koneksi, 2(2), 532–539. https://doi.org/10.24912/kn.v2i2.3933
Raodah. (2015a). Makna Simbolis Tradisi Mappaoli Banua pada Masyarakat Banua Kaiyang Mosso Provinsi Sulawesi Barat. Patanjala, 7(3), 365–380.
Raodah. (2015b). Makna Simbolis Tradisi Mappaoli Banua pada Masyarakat Banua Kaiyang Mosso Provinsi Sulawesi Barat. Patanjala, 7(3), 365–380.
Ratna, N. Kutha. (2010). Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Denpasar: Pustaka Pelajar.
Sadewo, V. E. A., Fatmawati, F., & Al Hidayah, R. (2022). Analisis Makna dan Nilai Simbolik Adat Pernikahan pada Etnis Dayal UUD Danum Buntut Pimpin. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 11(7), 576. https://doi.org/10.26418/jppk.v11i7.56068
Sari, M., & Agussalim, A. (2017). Analisis Makna Simbolik Attompolok ‘Akikah’ pada Masyarakat Makassar di Polongbangkeng Selatan Kabupaten Takalar. Mustika. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Soumena, M. Y. (2012). Pemberlakuan Aturan Perkawinan Adat dalam Masyarakat Islam Leihetu-Ambon (Analisis Antro-Sosiologi Hukum). Jurnal Hukum Diktum, 10(1), 40–51.
Strauss, O. P. Levi. (1997). Empu Antopolgi Struktural. Yogyakarta: LKIS.
Sujarwoko, & Sarjdono. (2018). Makna Simbolis pada Tardisi Gawai (Syukuran Hasil Panen) Suku Dayak di Desa Bungkang Kabupaten Sanggau Kalimantan Barat. Simki-Pedagogia, 02(07), 1–4.
Thomas, B. J. (2023). Kedudukan Hukum Perkawinan Adat dalam Sistem Hukum Perkawinan Nasional. Jurnal Kewarganegaraan, 7(2).
Virgiana, B., & Margareta, T. (2019). Makna Simbol Adat Mbembeng Dan Nenurou Pada Etnis Melayu Enim. Jurnal Publisitas, 6(1), 30–38. https://doi.org/10.17605/OSF.IO/5M4BU
Wahyuti, Y., Syafrial, & Rumadi, H. (2019). Makna Simbolik pada Upacara Pernikahan Adat Jawa Dusun Tegal Rejo Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat Sumatera Utara. Jurnal Tuah: Pendidikan Dan Pengajaran Bahasa, 1(2). https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JTUAH/
Wardani, L. K. (2010). Fungsi, Makna, Dan Simbol (Sebuah Kajian Teoritik). Seminar Nasional Jelajah Arsitektur Nusantara 101010, 1–10.
Wignjodipoere, Soejono. (1998). Asas-asas Hukum Adat. Jakarta: Gunung Agung.