MOTIF PARA LANJUT USIA TINGGAL DI UPT PELAYANAN TRESNA WREDHA KHUSNUL KHOTIMAH PEKANBARU

Authors

  • Dyah Pithaloka
  • Cutra Aslinda Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Riau
  • Bambang Novriyanto Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Riau

DOI:

https://doi.org/10.25299/medium.2019.vol7(2).4404

Keywords:

Elderly, phenomenology, motives

Abstract

Perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya motivasi. Motivasi seseorang akan mewujudkan suatu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. untuk memahami seseorang tidak cukup hanya dengan jalan mengamati tindakan perbuatannya saja, tetapi perlu pula menilik hal-hal yang melatar belakangi apa saja yang mendorong melakukan tindakan-perbuatan tersebut, apa motifnya, termasuk para lansia meskipun mereka berada di usia yang tidak produktif lagi. Jumlah penduduk lansia yang semakin bertambah dapat meningkatkan peluang seorang lansia untuk tinggal di panti wredha. Berdasarkan pra riset, peneliti mendapatkan kesimpulan awal bahwa alasan para lansia yang pada akhirnya menjadi penghuni  Panti Sosial  Tresna  Wredha  Khusnul Khotimah  Pekanbaru adalah karena diantar oleh keluarga, ditemukan oleh petugas panti, dan datang atas kemauan sendiri. Penelitian ini akan melihat masalah tersebut khususnya motif para lansia yang datang ke panti atas kemauannya sendiri. Pendekatan penelitian ini adalah Fenomenologi Alfred Schutz, Ketika seseorang melakukan tindakan sosial menurut Shutz dalam fenomenologi ada fase motif didalamnya. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat berbagai macam motif para lansia untuk datang dan tinggal di panti, pertama; because motive adalah: rasa tidak diperhatikan oleh keluarga dirumah, keluarga kekurangan secara ekonomi sehingga merasa terbebani untuk merawat orang tua yang sudah lanjut usia, sering salah paham dengan anak dan menantu yang menyebabkan orang tua tidak betah dirumah. Sedangkan kedua; in order to motive yang berarti tujuan atau makna hidup yang diharapkan para lansia, yaitu: mendapat kehidupan yang lebih tenang karena ada yang merawat dan menjamin kebutuhan primernya, lebih bahagia dengan memiliki tetap kegiatan di masa tua, dan dapat fokus beribadah.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ahmadi, Rulam (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Arikunto, Suharsimi (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta.
Bagong, Suyanto., Sutinah (2005). Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka.
Bungin, Burhan (2013).Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosiallainnya. Jakarta: Prenada Media Group.
Gunawan, Imam (2013). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hurlock, E. (1996). Psikologi perkembangan. Alih bahasa: dr. Med. Metasari T. & Dra. Muslichah Z. Jakarta: Erlangga.
Hutapea (2005). Asuhan Keperawatan Lansia. Jakarta: Trans Info Medika.
Kriyantono, Rachmat (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Kuswarno, Engkus (2009). Metode Penelitian Komunikasi : Fenomenologi, Konsepsi, Pedoman dan Contoh Penelitiannya, Bandung: Widya Padjajaran.
-------------. (2013). Metode Penelitian Komunikasi Fenomenologi. Bandung: Widya Padjajaran.
Moleong, Lexy J (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Jurnal:
Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1, Maret 2017
eJournal Psikologi, 2016, 4 (3): 319-332
The Indonesian Journal Of Health Science, Vol. 6, No. 1, Desember 2015

Downloads

Published

2020-03-06