Pengaruh Bokashi Kotoran Sapi dan Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bibit Petai (Parkia speciosa) pada Media PMK

Authors

  • Andre Hasudungan S Universitas Islam Riau
  • Elfis Elfis Universitas Islam Riau

DOI:

https://doi.org/10.25299/jaaa.v4i1.16449

Keywords:

bokashi kotoran sapi, petai, urin sapi

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi maupun utama bokashi kotoran sapi dan urin sapi terhadap pertumbuhan bibit petai (Parkia speciosa) pada media PMK. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau, Jalan Kaharuddin Nasution, KM 11 No.113, Kelurahan Air Dingin, Kecamatan Bukit Raya, Kota Pekanbaru. Penelitian ini berlangsung selama 3 bulan dimulai dari bulan Mei sampai Agustus 2023. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu faktor pertama bokashi kotoran sapi terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu 0, 90, 180, dan 270 g/polybag. Faktor kedua urin sapi terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu 0, 100, 150 dan 200 ml/l air. Parameter yang diamati tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat kering tanaman. Data pengamatan dianalisis secara statistik dan dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi bokashi kotoran sapi dan urin sapi nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat kering tanaman. Perlakuan terbaik kombinasi bokashi kotoran sapi 270 g/polybag dan urin sapi 200 ml/l air. Pengaruh utama bokashi kotoran sapi nyata terhadap semua parameter pengamatan. Perlakukan terbaik bokashi kotoran sapi 270 g/polybag. Pengaruh utama urin sapi nyata terhadap semua parameter pengamatan. Perlakuan terbaik urin sapi 200 ml/l air.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2024-02-29

How to Cite

Hasudungan S, A., & Elfis, E. (2024). Pengaruh Bokashi Kotoran Sapi dan Urin Sapi terhadap Pertumbuhan Bibit Petai (Parkia speciosa) pada Media PMK. Jurnal Agroteknologi Agribisnis Dan Akuakultur, 4(1), 89–97. https://doi.org/10.25299/jaaa.v4i1.16449