Interpretasi Fasies Pengendapan Formasi Tondo, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara Berdasarkan Data Pemetaan Geologi dan Potensinya Sebagai Batuan Reservoir Minyakbumi

Yuniarti Yuskar (1)
(1) Universitas Islam Riau, Indonesia

Abstract

Daerah penelitian berada di Pulau Buton Provinsi Sulawesi Tenggara. Fokus penelitian pada bagian selatan Pulau Buton yaitu daerah Gonda dan Sekitarnya. Secara geografis terletak antara 122° 42’ 28’’ BT - 122° 48’ 00’’ BT dan 5° 25’ 28” LS - 05° 25’ 28” LS. Penelitian ini bertujuan mengetahui stratigrafi dan fasies pengendapan pada Formasi Tondo. Formasi Tondo menarik untuk dipelajari karena merupakan reservoir utama pada Cekungan Buton. Metodologi yang digunakan yaitu penelitian lapangan dengan mengambil conto batuan yang kemudian dilakukan analisis laboratorium mikropaleontologi dan laboratorium petrografi. Selain itu digunakan juga data-data dari peneliti terdahulu sebagai penunjang dalam interpretasi geologi. Formasi Tondo pada daerah penelitian setara dengan Satuan batupasir kerikilan. Satuan ini tersusun oleh batupasir kerikilan, batupasir sisipan batulempung dan konglomerat yang didominasi oleh batupasir kerikilan. Umur Satuan ini berdasarkan analisis laboratorium mikropaleontologi yaitu berumur Miosen Akhir (N17 – N18). Formasi Tondo merupakan reservoi utama di daerah Buton memiliki porositas yang baik sekitar 8 hingga 25% dengan rata-rata 10% dan maksimum permeabilitas 172mD. Sistem pengendapan pada batupasir kerikilan ini merupakan sistem pengendapan tuirbidit terlihat dari adanya campuran butiran kasar dan halus serta dipengaruhi oleh lingkungan laut terlihat dari batuan yang bersifat karbonatan. Batupasir kerikilan sampai konglomerat merupakan hasil pengendapan channel dilaut dalam.

Full text article

Generated from XML file

Authors

Yuniarti Yuskar
[email protected] (Primary Contact)
Yuskar, Y. (2014). Interpretasi Fasies Pengendapan Formasi Tondo, Pulau Buton, Sulawesi Tenggara Berdasarkan Data Pemetaan Geologi dan Potensinya Sebagai Batuan Reservoir Minyakbumi. Journal of Earth Energy Engineering, 3(1), 31–40. https://doi.org/10.22549/jeee.v3i1.940

Article Details