PENENTUAN KANDUNGAN METABOLIT SEKUNDER EKSTRAK ETANOL SABUT KELAPA MUDA (cocos nucifera L.) SECARA KUALITATIF

Authors

  • Yelfira Sari Universitas Islam Riau

DOI:

https://doi.org/10.25299/jrec.2021.vol3(2).7579

Keywords:

fitokimia, metabolit sekunder, sabut kelapa, senyawa aktif, tannin

Abstract

Air kelapa muda dapat memberikan manfaat kesehatan bagi yang mengkonsumsinya. Untuk memperoleh air kelapa muda, masyarakat dapat membelinya pada pedagang-pedagang yang berjualan pada hampir di setiap sudut kota maupun pada rumah makan/restoran. Banyaknya pedagang kelapa muda menyebabkan jumlah limbah sabut kelapa muda semakin meningkat. Pemanfaatan limbah kelapa muda tidak semudah pemanfaatan limbah kelapa tua. Beberapa pemanfaatan limbah kelapa muda yang telah atau sedang diteliti adalah sebagai bahan dasar pembuatan komposit serat alam atau biokomposit serta sebagai pewarna alami pada berbagai produk fesyen. Agar bisa dimanfaatkan secara lebih luas lagi, maka perlu dilakukan uji kandungan metabolit sekunder (uji fitokimia) dari sabut kelapa tersebut, dimana uji fitokimia bertujuan untuk menentukan senyawa aktif yang terkandung dalam suatu sampel dengan menggunakan pelarut yang tepat. Pada penelitian ini dilakukan perendaman sabut kelapa muda menggunakan tiga jenis pelarut yang berbeda kepolarannya, yaitu n-heksan, aseton, dan etanol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa etanol merupakan pelarut yang cocok dalam ekstraksi sabut kelapa muda dan berdasarkan hasil uji fitokimia diperoleh senyawa aktif berupa flavonoid, terpenoid dan tannin, serta polifenol.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arsyad, M., Suyuti, M. A., Hidayat, M. F., & Pajarrai, S. (1993). Sabut Kelapa Terhadap Sifat Mekanik, 101–113.
Barlina, R. (2004). Potensi Buah Kelapa Muda untuk Kesehatan dan Pengolahannya. Perspektif, 3(2), 46-60.
Ergina, Nuryanti, S., Pursitasari, I.D. (2014). Uji Kualitatif Senyawa Metabolit Sekunder pada Daun Palado (Agave angustifolia) yang Diekstraksi dengan Pelarut Air dan Etanol. Jurnal Akademika Kimia, 3(3), 165-172.
Fajrina, A., Jubahar, J., Sabirin, S. (2016). Penetapan Kadar Tanin pada Teh Celup yang Beredar di Pasaran Secara Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Farmasi Higea, 8(2), 133-142.
Fitriyah, H., & Ciptandi, F. (2018). Pengolahan Limbah Sabut Kelapa Tua sebagai Pewarna Alam pada Produk Fesyen, 5(3), 2534–2552.
Kriswiyanti, E. (2013). Keanekaragaman Karakter Tanaman Kelapa (Cocos nucifera L) yang Digunakan sebagai Bahan Upacara Padudusan Agung. Jurnal Biologi, XVII(1), 15-19.
Nurmaini, & Adriani. (2019). Perbedaan Hasil Pencelupan Menggunakan Zat Warna Alam Ekstrak Sabut Kelapa Muda dan Sabut Kelapa Tua pada Bahan Katun dengan Mordan Air Kelapa. Jurnal Kapita Selekta Geografi, 2, 149–164.
Paryati, N. (2014). Uji Coba Penggunaan Sabut Kelapa sebagai Papan Serat, Bentang, 2(2), 69-79.
Syafitri, N.A., Bintang, M., Falah, S. (2014). Kandungan Fitokimia, Total Fenol, dan Total Flavonoid Ekstrak Buah Harendong (Melastoma affine D.Don). Current Biochemistry, 1(2), 105-115.
Syarpin, Nugroho, W., Rahayu, S. (2018). Uji Fitokimia dan Antioksidan Ekstrak Etanol Buah Terung Asam (Solanum ferox L). Acta Pharmaciae. 6(2), 46-50. Doi:10.5281/zenodo.3707211.

Downloads

Published

2021-10-27

Issue

Section

Articles