STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA PEKANBARU

Authors

  • Kiki Joesyiana Akademi Sekretari dan Manajemen Persada Bunda

Keywords:

Strategy, Development, Household Industry

Abstract

Industri kecil dan rumah tangga memiliki tiga alasan penting yang mendasari keberadaannya di Indonesia. Pertama, adalah karena kinerja industri kecil dan rumah tangga cenderung lebih baik dalam menghasilkan tenaga kerja yang produktif. Kedua, sebagian dari dinamikanya, indutri kecil dan rumah tangga yang sering mencapai peningkatan produktitivitasnya melalui investasi dan perubahan teknologi. Ketiga, karena sering diyakini bahwa industri kecil rumah tangga memiliki keutungan dalam hal fleksibilitas ketimbang usaha besar. Industri rumah tangga diharapkan berperan dalam memecahkan masalah-masalah pengembangan industri di Indonesia. Karena industri rumah tangga mempunyai jumlah unit usaha yang jauh lebih baik dibandingkan kelompok usaha industri sedang dan industri besar. Hal tersebut disebabkan industri rumah tangga memiliki daya tahan yang kuat dalam perekonomian, dan merupakan bagian terbesar dengan menumbuh kembangkan sekitar 99,19% dari keseluruhan usaha di sektor industri.
Berdasarkan perhitungan konsentrasi industri didapatkan bahwa nilai CR4 pada usaha Tas Rajut Industri Pengelolaan kreatifitas tas rajut di kota Pekanbaru sebesar 53,32%. Dengan demikian dapat  ilihat bahwa nilai 40>CR4>60%, maka struktur pasar usaha tas rajut industri pengelolaan kreatifitas tali Kur dikota pekanbaru berada pada pasar oligopoli sedang. Berdasarkan perhitungan IHH (Indeks Herfindahl-Hirschman) didapat hasil bahwa nilai IHH usaha tas rajut industri pengelolaan kreatifitas tas rajut di kota Pekanbaru sebesar 1407.1251 Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai IHH berkisar antara 1000-2500 yang artinya bahwa usaha tas rajut industri pengelolaan kreatifitas tali kur di kota Peknbaru berada pada pasar oligopoli, khususnya pasar oligopoli sedang.
Masing masing variable dalam penelitian ini terdiri dari beberapa indikator untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan internal usaha tas rajut industri pengelolaan kreatifitas tas rajut. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penilaian responden terhadap faktor internal usaha tas rajut industri pengelolaan kreatifitas tas rajut sebagai berikut adalah :
1. Keuangan, Variable keuangan terdiri dari indikator memiliki modal usaha dan cukup memiliki laba/keuntungan yang memiliki indikator kekuatan dalam faktor internal, sedangkan indikator sistem administrasi keuangan yang masih sederhana merupakan indikator kelemahan dalam faktor internal.
2. Sumber Daya Manusia, Identifikasi faktor sumber daya manusia meliputi kompensasi, pelatihan dan pengembangan serta perekrutan dan penempatan karyawan. Selain itu tingkat pendidikan dan keterampilan serta keahlian tenaga kerja industri juga ikut mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk.
3. Aspek Produksi, Kegiatan produksi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa. Kegiatan produksi berhubungan dengan input, transformasi, dan output yang bervariasi antar industri dan pasar.
4. Pemasaran dan Promosi, Pemasaran adalah tindakan–tindakan yang diperlukan untuk menyampaikan barang produksi dari tangan produsen ke konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Berdasarkan hasil analisis SWOT yang dilakukan penulis, diperoleh strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan usaha tas rajut di Kota Pekanbaru yaitu strategi agresif. Strategi agresif lebih fokus kepada strategi S-O (strengthopportunities). Dengan menggunakan strategi S-O (strengthopportunities), penulis mendapatkan hasil temuan atau strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha tas rajut di Kota Pekanbaru yaitu peningkatan keahlian
SDM, peningkatan aktivitas promosi dan diversifikasi produk.

Downloads

Download data is not yet available.

Published

2017-04-01