HOME

Pengantar Editorial Daring

Volume 17, Edisi 1, April 2020

CANGKIR (Catatan yang Berpikir)

Pengelola jurnal di Indonesia pernah mengalami masa puncak kegembiraan dan apresiasi. Seingat saya, selama 2-3 tahun sebelumnya, Kemenristekdikti melakukan percepatan kuantitas dan kualitas tata kelola jurnal elektronik di Indonesia. Seluruh universitas di Indonesia antusias dalam kegembiraan yang sama dengan pengelola jurnal karena pada era sebelumnya, jurnal di Indonesia (khususnya jurnal di luar pulau Jawa) mengalami kendala untuk mencapai akreditasi jurnal (Akreditasi A, B, dan C). Dengan program percepatan tiga tahun terakhir, kendala akreditasi jurnal itu berhasil diatasi dengan pemerataan jumlah jurnal ilmiah yang terakreditasi menyebar ke berbagai universitas dan lembaga di berbagai propinsi di Indonesia.

Dalam pada itu, selama 2-3 tahun terakhir, pengelola jurnal di seluruh Indonesia mendapatkan kemudahan, kegembiraan, dan apresiasi dari Kemenristekdikti dengan program percepatan yang signifikan. Target demi target tercapai, kuantitas jurnal terakreditasi di Indonesia melonjak tinggi karena seluruh proses akreditasi jurnal yang berkualitas dievaluasi secara online (dalam jaringan) oleh asesor yang objektif (dengan Grade A terakreditasi Sinta 1, Grade B terakreditasi Sinta 2, dan Grade C terakreditasi Sinta 3-6). Hasil evaluasi diumumkan dengan cepat dalam hitungan bulan dan dimuat dalam website yang terintegrasi antara portal Sinta, Arjuna, dan Garba. Kemudian pengelola jurnal memperoleh berbagai bentuk apresiasi dan penghargaan, mulai dari program Wisuda Pengelola Jurnal yang mendapatkan Medali Sinta, Sertifikat, Insentif atau reward berupa uang tunai, dan penghargaan lainnya yang memicu semangat pengelola jurnal dan pimpinan universitas maupun Unit Pengelola Program Studi (UPPS) untuk semakin menumbuhkan motivasi literasi dan publikasi.

Pada periode jabatan 2019-2020, Kemenristek BRIN (Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia) masih melanjutkan rencana program percepatan tersebut, khususnya di akhir tahun 2019. Rencana Strategis dilaksanakan secara berkelanjutan dalam periode 2019-2024. Akselerasi akreditasi dan reakreditasi jurnal ilmiah di Indonesia, tetap menjadi salah satu program prioritas dengan harapan ilmuwan dan cendekiawan Indonesia melalui universitas, lembaga peneliti, dan badan terkait yang membutuhkan publikasi ilmiah dari kalangan dosen, peneliti, siswa dan mahasiswa, guru dan tenaga kependidikan, sampai kepada semua lapisan penulis mendapatkan wadah publikasi yang berkualitas di jurnal-jurnal Indonesia.

Rencana strategis itu merupakan implementasi keterukuran capaian kinerja yang konkrit dari Kemenristek BRIN untuk membantu ilmuwan dan penulis (peneliti) senior dan pemula di negeri ini. Kami pengelola jurnal gembira dan bersemangat melaksanakan standarisasi tata kelola jurnal elektronik yang berkualitas sesuai regulasi agar parameter keberhasilan kinerja Kemenristek BRIN dan kolega ilmuwan kami semakin meningkat. Akan tetapi, pada kuartal pertama tahun 2020 pengelola jurnal yang memegang cangkir kopi yang pernah panas, lalu menit dan jam berlalu kami menyeruput kopi yang dingin, menyelesaikan tata kelola dan peer review jurnal yang memiliki standar yang baik, mengalami periode keprihatinan dan empati yang mendalam kepada Kemenristek BRIN dan percepatan akreditasi jurnal di Indonesia. Kondisi bangsa Indonesia saat ini dirundung wabah Covid 19 dan situasi lain yang memerlukan perhatian besar dari pemimpin negeri untuk mengatasi penanganan dampak Covid 19 kepada kondisi ekonomi, psikososial, pendidikan, dan kesehatan anak bangsa.

Kami membaca berita re- alokasi anggaran dana yang cukup signifikan dari berbagai Kementerian dialihkan kepada anggaran pemerintah untuk kebutuhan penanganan dampak Covid 19. Kami mendengar kritik keras salah seorang anggota DPR RI dalam Rapat Virtual kepada kementerian terkait yang terkesan mengabaikan potensi hasil riset dari ilmuwan dalam negeri mampu memproduksi APD (Alat Perlindungan Diri) untuk tenaga medis dan relawan penanganan Covid 19, tetapi pihak-pihak tertentu malah memilih opsi impor produk APD karena persoalan administrasi dan sertifikasi produk inovasi dalam negeri. Kami melihat Kemenristek BRIN dengan tenang mengatasi berbagai masalah--anggaran di atas dan permasalahan lain--sebagai dampak Covid 19 kepada program rencana strategis yang tertunda demi kebaikan yang lebih penting kepada bangsa ini. Cangkir kopi ini, kami (pengelola jurnal) genggam dengan jemari haru yang agak gemetar karena situasi yang kompleks tersebut, namun kompleksitas itu harus dilewati dengan kepala dingin.

Kita masih harus memelihara mimpi dan cita-cita besar bangsa ini dengan menjaga semangat tata kelola jurnal yang berkualitas untuk kolega akademik kita yang membutuhkan publikasi artikel ilmiah. Ilmuwan bangsa ini harus tetap memiliki wadah publikasi elektronik dan versi cetak untuk dibaca publik dan ilmuwan lain dengan teliti (sebagai bentuk Motivasi Literasi) untuk pengembangan dinamika keilmuan dalam mata rantai yang tidak boleh terputus. Motivasi Literasi itu harus berjalan agar mencapai inovasi pemikiran dan produk keilmuan yang kontinu. Kita harus memelihara semua rencana strategis Kemenristek BRIN yang tertunda demi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Suistanable Development Goals pada aspek/indikator Perbaikan Kesehatan yang terganggu karena wabah Covid 19. Di balik keputusan Menteri Kesehatan dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pengelola jurnal juga harus berhasil mengelola jemari yang gemetar memegang cangkir kopi mereka agar artikel demi artikel terbit sesuai jadwal dan standar regulasi yang ditetapkan Kemenristek BRIN melalui portal Arjuna.

Kami pengelola jurnal melakukan refleksi diri sambil tercenung menatap cangkir kopi dengan pandangan yang prihatin. Keprihatinan pada saudara-saudara kami yang terjangkit atau tertular Covid 19, keprihatinan pada tertundanya apresiasi Kemenristek BRIN kepada pengelola jurnal seperti 2-3 tahun sebelumnya, dan keprihatinan kami tentang dampak Covid 19 terhadap masyarakat Indonesia pada khususnya, dan masyarakat di belahan negara lain pada umumnya. Tatapan mata kami ke arah cangkir, seakan-akan cangkir itu menggurat tulisan di seduhan permukaan kopi yang ada di dalam cangkir, menelisik makna bahwa cangkir memberikan ruang kepada kami untuk menuliskan Catatan yang Berpikir sebagai akronim pada kata cangkir. Akronim cangkir memberikan inspirasi kepada pengelola jurnal agar tetap produktif dalam berbagai situasi. Produktivitas tersebut membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang berpikir solutif dalam berbagai situasi. Oleh karena itu, Catatan yang Berpikir (Cangkir) ibarat reservoir motivasi bagi pengelola jurnal, penulis, pembaca, dan semua users untuk memelihara harapan dalam kondisi seberat apapun. Catatan yang Berpikir membantu manusia untuk mengimplementasikan seluruh potensi yang dimiliki sesuai waktu dan kadar yang sudah ditetapkan-Nya. Kondisi ini mendidik kita menjadi manusia yang memelihara kemampuan berpikir dengan cara membuat catatan yang terdokumentasi dengan baik. Jadilah individu yang memiliki filosofi dari akronim CANGKIR, yaitu Catatan yang Berpikir berupa mencatat; menuliskan; mendokumentasikan produk integrasi pemikiran keagamaan, keislaman, dan keilmuan untuk dipublikasikan secara konsisten dan kontinu.

Pekanbaru, 30 April 2020.

Pemimpin redaksi (Editor in Chief)

Bahril Hidayat.

Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan

e-ISSN: 2598-2168

p-ISSN: 1412-5382

 ====================================

 

Pengantar Editorial Daring

Volume 16, No. 2 (Oktober 2019)

Menyenangkan, menulis ilmiah di jurnal dengan penuh gairah; semangat (passion) keilmuan, menciptakan kesenangan untuk merenung, mencatat pemikiran dan refleksi ilmiah, mengintegrasikan berbagai gagasan teoretis, apalagi dalil naqli dari Kitab Suci dijadikan sebagai dalil ilmiah, kemudian ditulis dan dipublikasikan. Boleh jadi, seperti itu kesenangan dan kegembiraan orang tua kita yang penuh gairah dan atau semangat merenungkan tentang anak-anak mereka, mencatat rencana pemikiran dan hasil renungan mereka tentang masa lalu dan masa depan anak-anaknya, mengintegrasikan semua sumber daya yang mereka miliki untuk mengasuh dan membesarkan anak-anaknya, mencari dan menemukan aksioma-aksioma kebenaran dari keyakinan akidah mereka, kemudian mereka tulis di dalam lipatan-lipatan cortex Short Term Memory di belahan otak kiri maupun Long Term Memory di belahan otak kanan mereka sebagai bentuk ketulusan, kecintaan, dan integritas orang tua.

Menyenangkan, memiliki kolega yang mengirimkan artikel ke jurnal yang kita kelola, lalu kita baca dengan nanar mata yang kelelahan setelah tugas Tri Dharma (Catur Dharma UIR) dengan batas sisa kemampuan fisik dan mental yang dimiliki. Setelah itu, melakukan pemeriksaan kesamaan artikel ilmiah dengan publikasi yang sudah terbit, entah dengan Similarity checker gratisan, atau berbayar seperti Turnitin agar kolega pengelola jurnal yang menjadi kontributor tulisan di jurnal, menjadi diri mereka sendiri, menuliskan pemikiran mereka sendiri, mengembangkan karya ilmiah dengan ketikan mereka sendiri, dan menciptakan produk keilmuan yang khas dengan ciri jati diri si penulis, tanpa perlu mengandalkan copy-paste yang mengindikasikan perilaku meniru dan malas menjadi diri sendiri. Mungkin, seperti itu kegembiraan dan kesenangan orang tua kita yang mengawasi, mengarahkan, ataupun memberikan masukan kepada anak-anaknya agar menjadi diri sendiri, seakan-akan mereka, orang tua kita berkata, "Jadilah dirimu sendiri, Nak. Kami ibarat busur panah, engkau adalah anak panah yang harus melesat jauh dengan energi pegas dari busur panah. Melesatlah dengan cepat dan jauh, jika engkau ingin berjalan cepat sampai di tujuan, berjalanlah sendirian, tetapi jika engkau ingin mencapai tujuan yang lebih besar dan semakin jauh maka berjalanlah bersama-sama."

Menyenangkan, jika tim editorial dan mitra bebestari berhasil mempelajari (peer review) artikel dengan penulis tunggal (yang seakan-akan analogis dengan cepat sampai di tujuan) maupun artikel kolaboratif dengan beberapa penulis (yang seakan-akan analogis dengan mencapai tujuan yang lebih besar dan pencapaian yang lebih jauh). Tim editorial dengan nanar mata yang sudah berkunang-kunang, bahu yang rasanya sedikit kesemutan, dan mata yang perih akibat radiasi monitor layar komputer/laptop, ibarat mengalami AHA Experience pada waktu setiap kali selesai memproduksi (published) satu artikel.  Mereka, tim editorial yang lelah di sudut-sudut ruang kerja jurnal, merasa bersyukur sudah menjadi bagian dari penerbitan artikel ilmiah, meskipun sebagian kelemahan masih tersisa pada proses kerja yang dinamis tersebut. Akan tetapi, bagian yang terpenting pada tim editorial adalah mengantarkan penulis personal (satu penulis) atau kelompok ilmuwan (kolaboratif riset) penulis ke arah tujuan masing-masing sesuai dengan pemikiran ilmiah mereka yang terdokumentasi dan dipublikasikan dengan mekanisme penerbitan jurnal elektronik dan cetak yang baik.

Menyenangkan, pada waktu sebagian tim editorial menyeruput kopi yang sudah dingin dari cangkir di samping keyboard dengan harapan impian dan gagasan besar Kemenristekdikti, Kemenag, maupun kolega ilmiah yang bersuka cita dengan terbitnya publikasi di jurnal bereputasi, yaitu jurnal yang menjaga kualitas publikasi dengan proses peer review dan orisinalitas karya tulis. Kuantitas dan kualitas tulisan ilmiah yang terbit merupakan indikator penting keberhasilan dari impian dan gagasan besar itu, sedangkan tim editorial setiap jurnal berupaya menjaga kualitas peer review dan editorial dari balik layar agar bersama-sama mewujudkan mimpi dan gagasan besar tersebut.

Menyenangkan, dalam proses itu ibarat polesan orang tua kepada anaknya, kadang mereka sebagai orang tua sedikit bersifat menggurui dan atau direktif, seringkali menjadi sahabat bagi anak-anaknya, memberi masukan dan memotivasi anak-anaknya agar semakin berkualitas dan produktif. Boleh jadi,  proses seperti di atas yang dialami oleh tim editorial dan mitra bebestari jurnal selama berinteraksi dengan kontributor artikel ilmiah. Tujuannya agar ilmuwan bangsa ini produktif berdaya sanding dan berdaya saing dengan kuantitas dan kualitas tulisan bangsa lain. Seperti itu pula harapan orang tua kepada anak-anaknya agar mampu berdaya sanding dan berdaya saing dengan cara menjadi diri mereka sendiri melalui sikap yang direktif, bersahabat,  memberi masukan dan motivator agar anak-anak mereka produktif dan sukses dalam kemajuan keilmuan sesuai potensi masing-masing dengan membentuk kompetensi yang unggul di lingkungan (lokal), di masyarakat (regional), maupun kompetensi untuk beradaptasi di lingkup yang lebih luas (internasional).

Menyenangkan, pengelola jurnal berperan serta mewujudkan gagasan Web Sinta menjadi salah satu portal yang secara bertahap melepaskan ketergantungan bangsa Indonesia kepada portal pengindeks dari luar negeri. Meskipun sebagian dari ilmuwan Indonesia masih belum bisa menerima bahwa portal pengindeks internasional dijadikan sebagai salah satu parameter portal Sinta, tetapi portal Sinta tetap produktif melakukan berbagai sistem yang gradual untuk melakukan kemandirian parameter keilmuan dosen, peneliti, maupun penulis di Indonesia. Visinya jelas, mirip dengan visi Universitas Islam Riau yang memiliki cita-cita Unggul di Asia Tenggara (tingkat nasional dan regional antarnegara), seperti itu pula visi kemenristekdikti melalui portal Sinta (atau Kemenag melalui Portal Moraref), yaitu agar bangsa Indonesia memiliki parameter daring yang unggul di tingkat nasional dan internasional, yaitu informasi publikasi bisa diakses oleh siapapun dari manapun tentang kuantitas dan kualitas publikasi ilmiah di Indonesia. Menyenangkan, meskipun seringkali pengelola jurnal merasakan kelelahan berperan serta mencapai tujuan dan visi di atas.

Menyenangkan, dalam rasa lelah tersebut pengelola jurnal kembali mengemas bahan ajar mereka, mengajar di kelas perkuliahan, coba merencanakan penelitian yang belum terealisasi, dan konsep pengabdian masyarakat yang tertunda seraya berdoa di dalam hati, "Ya Allah, jadikan pekerjaan kami ini sebagai bagian dari penyebaran ilmu yang bermanfaat agar universitas dan bangsa kami mencapai tujuan dan visi mereka. Amin." Bukankah semua siklus harapan dan doa itu menyenangkan, terlepas dari jurnal kita terindeks Sinta 1, 2, 3, atau Sinta 5 setelah akreditasi asesor Arjuna akan mengembalikan pengelola jurnal kembali ke siklus di atas, lagi dan lagi, dengan standar kualitas (peer review) yang lebih tinggi? Dengan demikian, kelak setiap karya ilmiah yang dipublikasikan secara daring dan cetak (melalui siklus di atas) akan menorehkan sejarah keilmuan di lipatan cortex Big Data online (Long Term Memory of Publication) maupun versi cetak di kertas yang boleh jadi dalam beberapa tahun akan rusak, hilang, atau lapuk dimakan usia (Short Term Memory of Publication). Sejarah keilmuan tersebut diciptakan dari bentuk ketulusan, kecintaan, dan integritas yang sulit diukur dengan Metodologi Penelitian apapun secara valid dan reliabel (bagian inilah yang menjadi variabel paling tidak menyenangkan bagi peneliti).

Bahril Hidayat.

(Editor in Chief, penusiran akhir 8 November 2019).

Al-Hikmah: Jurnal Agama dan Ilmu Pengetahuan

e-ISSN: 2598-2168

p-ISSN: 1412-5382

 ====================================

Dokumentasi Pengantar Editorial Daring Edisi Sebelumnya, dapat diakses dengan klik link ini.